Marcapada....! "Sa'alas Sasuhunan Satangtung Sauyunan"

Sabtu, 29 Oktober 2011

Karungut

Karungut dalam tradisi sastra Dayak Ngaju, karungut dikenal sebagai salah satu jenis puisi tradisional yang dituturkan dengan cara melantunkannya atau mendendangkannya secara lisan (oral poetry) pada acara-acara keramaian, acara adat atau di lingkungan pribadi seperti di dalam lingkungan rumah. Adianto (1987:18) menyatakan karungut berasal dari kata Karunya dalam bahasa Sangiang atau bahasa Sangen (bahasa Dayak Ngaju kuno) yang berarti sama dengan tembang, dandang gula, mijil, pangkur, dan asmaradhana di Jawa. Jenis puisi seperti ini diwariskan oleh nenek moyang mereka dalam bentuk lagu dan syair yang disusun sendiri (secara spontan) oleh penciptanya selama tidak menyimpang dari aturan (pakem) yang telah dianggap tetap atau baku oleh masyarakatnya.
Karungut dan Penciptanya
Orang yang menuturkan karungut disebut pengarungut. Pengarungut ini terdiri atas dua golongan, yakni pencipta (penyair) dan pelantun (penyanyi). Seorang penyair karungut umumnya pencipta sekaligus juga sebagai pelantun karungut ciptaannya atau orang lain, sedangkan seorang pelantun karungut belum tentu dapat menciptakan syair-syair karungut yang baik. Pelantun karungut biasanya hanya melantunkan karungut ciptaan orang lain. Karungut biasanya dilantunkan dengan iringan alat musik. Alat musik ini terdiri dari instrumen musik pokok dan instrumen musik tambahan. Instrumen musik pokok pengiring karungut itu adalah instrumen dasar yang harus ada dalam pelantunan karungut, instrumen tersebut sebuah atau lebih kacapi/kecapi bersenar dua atau bersenar tiga (lihat halaman ”Intrumen Musik Tradisional Kalimantan Tengah” di daftar isi blog ini). kacapi ini biasanya dimainkan langsung oleh pelantun karungut, secara sendiri atau dengan seorang atau lebih pemain kacapi yang lain.
Dalam perkembangannya instrumen musik pengiring karungut kemudian bertambah dengan instrumen lain sebagai tambahan atau pelengkap, yaitu berupa katambung (lihat halaman ”Intrumen Musik Tradisional Kalimantan Tengah” di daftar isi blog ini), gandang atau kendang (traditional drum), gong, reba, seruling dan lain-lain. Instrumen tambahan ini sifatnya tidak harus atau tidak mutlak ada. Fungsi instrumen tambahan adalah untuk lebih meramaikan pelantunan karungut. Instrumen pokok maupun tambahan dapat dimainkan oleh orang lain yang jumlahnya disesuaikan dengan keinginan. Tidak semua orang dapat mangarungut (melantunkan karungut) sambil memainkan kacapi, apalagi menciptakan karungut. Untuk dapat melantunkan dan menciptakan karungut diperlukan bakat dan keterampilan khusus.
Penciptakan karungut umumnya dianggap oleh masyarakatnya sebagai orang yang istimewa, akan tetapi tidak mendapatkan perlakuan yang khusus. Pangarungut (pencipta karungut) dianggap sebagai anggota masyarakat biasa. Pencipta karungut umumnya orang dewasa atau pemuda (pria maupun wanita). Pelantun karungut bisa pria wanita dewasa ataupun anak-anak.
Tidak ada persyaratan magis atau mantra dalam menciptakan syair karungut, yang diperlukan satu atau dua alat musik petik yang disebut kacapi. Tema yang diangkat biasanya berkisar tentang kejadian atau kehidupan sehari-hari, dongeng rakyat, memuji atau pemujaan terhadap tokoh tertentu, cerita tentang diri sendiri dan lain-lain.

Fungsi dan Kedudukan Karungut
Fungsi utama karungut adalah untuk menghibur dan sebagai sarana ekspresi estetik pengarungut dan masyarakatnya. Andianto (1987:18-19) juga menyebut fungsi karungut sebagai media pengajaran. Pada zaman dulu karungut muanya dipakai sebagai sarana bercerita, kemudian dipakai juga sebagai sarana pengajaran. Seorang guru atau seorang Balian (dukun) pada masanya menyampaikan pengajarannya kepada para siswanya dengan mengarungut (menyanyikan karungut). Begitu juga dengan siswanya dalam menjawab atau mengingat pelajaran dari gurunya dengan cara mengarungut. Dahulu penyampaian ajaran dengan mengarungut itu mula-mula menggunakan bahasa sangen (bahasa Dayak Ngaju kuno) yang kini sudah sangat jarang digunakan dan jarang ditemukan.
Karungut juga dipergunakan oleh para ibu untuk menghibur dan menidurkan anaknya. Pada saat-saat bekerja, di ladang dan di rumah, karungut dilantunkan untuk menghibur diri, untuk memberi semangat, serta mengurangi rasa bosan dan rasa lelah bekerja. Pada saat gotong-royong, karungut dapat membangkitkan semangat kebersamaan, juga pada saat acara pesta panen dan pesta perkawinan, karungut dilantunkan berfungsi sebagai media hiburan.
Jenis Karungut
Secara umum, jenis karungut yang terdapat di masyarakat terdiri dari 2 macam :
1). Karungut spontan
Karungut spontan adalah karungut yang tercipta secara spontan saat dinyanyikan. Penyair karungut tidak perlu menyusun konsep gagasannya terlebih dahulu untuk karungut yang akan diekspresikannya. Konsep tersebut dengan sendirinya ada dalam pikiran dan perasaannya, menyatu dalam perilaku dan kehidupannya.
2) Karungut tak spontan
Karungut tak spontan adalah katungut yang tercipta tidak secara spontan, karena penyair telah menyiapkan atau menuliskan apa yang akan diekpresikannya. Karungut tak spontan juga bisa berarti karungut yang dilantunkan oleh orang lain yang bukan penciptanya. Si pelantun hanya mengekspresikan secara tidak langsung gagasan penciptanya.

Berdasarkan temanya, Karungut dapat dibedakan atas sejumlah jenis karungut yang sangat luas, misalnya;
1). Karungut cinta (ungkapan rasa cinta)
2). Karungut dongeng atau pemujaan terhadap seorang tokoh, suatu benda, atau suatu tempat. (berisi cerita kehebatan tokoh, benda dan tempat yang diceritakan)
3). Karungut nasihat (berisi syair-syair nasihat)

Berdasarkan wilayah dialek bahasa penuturannya, ternyata bahasa yang digunakan dalam karungut tidak ditemukan unsur-unsur dialeknya, karena di wilayah dialek apapun bahasa karungut adalah bahasa Ngaju baku atau dialek kapuas-kahayan

"Dawai Belantara Borneo yang kurindukan,alunan petikan damaika jiwa ridu akan riuhnya sura alam yang kini tinngal sepenggal,mungkin suatu saat nanti akn cuman tinggal kenangna dongeng tidur sibuyung"

Bilih peryogi mangga kantun di klik:

Karungut - Putus Cinta
Karungut Syaer Sua - Opo Manuwu
Karungut - Palampang sewut
Karungut - Sampe Dayak kenyah
Mars Balinga (Manggatang Utus Album) Track6. mp3 (download here)
Esun Tambi (Manggatang Utus Album) Track....mp3 (download here)
Oh Indang Oh Apang (Manggatang Utus Album) (download here)
Taharu (Manggatang Utus Album) (download here)Minus One Lagu Taharu (download)
Minus One Lagu Bawin Dayak (download)
Minus One Lagu Esun Tambi (download)

Download Notation kinds of Kacapi 
 
1.Irama Kacapi untuk Tari Kenyah -BMP file (download)
2.Irama Kacapi untuk Tari Tasai -BMP file (download)
3.Irama Kacapi untuk Tari Alai -BMP file (download)
4.Irama Kacapi untuk Tandak Mandau -BMP file (download)
5.Irama Kacapi untuk iringan Karungut -BMP file (download)
6.Irama Kacapi untuk iringan vocal Dodoi -BMP file (download)
7.Irama Kacapi untuk iringan Karungut Tandak Mandau -BMP file (download)
8.Irama Kacapi untuk iringan Deder -BMP file (download)
9.Irama Kacapi untuk Kecapi Tandak Mandau dan Notasi Rithym -BMP file (download)

Kamis, 20 Oktober 2011

Kembang Sepatu (Tumbuhan Obat)

 Kembang Sepatu Sungsang
(Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook. f.)
Sinonim :
Familia :
Myrtaceae


Uraian :
Kembang sepatu yang satu ini tidak termasuk Hibiscus rosa-Sinensis, karena berbagai macam perbedaan bentuk bunga dan daunnya. Tanaman ini umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, atau sebagai tanaman pagar di pedesaan. Menurut kepustakaan, tanaman ini pada tahun 1901 dimasukkan ke Taiwan. Asalnya, mungkin dari Afrika tropis. Perdu tegak, tinggi 2-4 m, cabang bagian atas umumnya menggantung, Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, panjang 2-12 cm, lebar 1-7,5 cm, tumbuh berjejal diujung ranting. Bunga berdiri sendiri, keluar dari ketiak daun, letaknya tergantung ke bawah dengan tangkai yang panjangnya 8-16 cm, mahkota bunga malekuk ke atas. Mahkota bunga bentuknya khas, bercangap menyirip rangkap dengan taju sempit, berkesan compang-camping, warnanya merah cerah dengan pangkal lebih tua. Tabung benang sari lemas, panjangnya 8-9 cm. Bakal buah beruang lima. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.


Nama Lokal :
Kembang Sepatu, kembang wora-wari, kembang lampu; Kembang enting-enting;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bisul, Abses;

Kandungan :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Menghilangkan pembengkakan, anti radang, megeluarkan nanah dan menumbuhkan sel-sel baru.

Pemanfaatan :


BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun, pemakaian segar.

KEGUNAAN :
- Bisul
- Abses

PEMAKAIAN :
Pemakaian Luar : Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan diatas bisul atau abses, lalu dibalut.

Sumber:
http://www.iptek.net.id/

Rabu, 19 Oktober 2011

Link Alumnus Lampah Lainnya

Daun Kahitutan (Tanaman Obat)


Daun Kahitutan
(Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Sinonim :
= P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia :
Rubiaceae

Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;

Kandungan :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.

Pemanfa'atan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar.  Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu.

KEGUNAAN:
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, 
  perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
· Bronkhitis, batuk (whooping cough).
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),  
  keseleo.
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci.  Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.

CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin : 
    25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab
    matang.  Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan
    pada perut.

2. Mata terasa panas dan bengkak:
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah
    mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya.  Bila air
    sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain,
    letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru
    kompres tersebut diganti lagi.

3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
    15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur.
    Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk
    merata lalu disaring.  Minum sebelum makan.

4. Herpes zooster (cacar ular):
    Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit
    air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-
    gelembung kecil dikulit.

5. Sariawan:
    1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam
    daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung,
    1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4
    sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang
    kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
    potong seperlunya.  Rebus dengan 4 1/2  gelas air bersih. sampai
    tersisa kira-kira setengahnya.  Setelah dingin disaring, dibagi untuk
    3 kali minum, habis dalam 1 hari.

6. Radang telinga tengah:
    1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus.  Remas dengan
    1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai
    untuk menetes anak telinga yang sakit.  Teteskan 4-6 kali sehari,
    setiap kali 3 tetes.

7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
    Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus,
    tempelkan ketempat kelainan.

Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.

Baluntas (Tanaman Obat)


Baluntas atau Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less.)
Sinonim :
Baccharis indica, Linn.
Familia :
Compositae

Uraian :
Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih, lokos.

Nama Lokal :
Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC;

Kandungan :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Daun: menambah

Pemanfa'atan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.

KEGUNAAN :
1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu
    makan.
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)

PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.

CARA PEMAKAIAN:
1. Gangguan pencemaan pada anak-anak:
    daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.
2. TBC kelenjar leher:
    - extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi,
      Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai
      lunak, Ialu dimakan.
    - Laminaria japonica (rumput laut)
3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.
4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.
5. Peluruh keringat, menurunkan panas:
    Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum.

Babadotan (Tanaman Obat)

(Ageratum conyzoides L.)
Sinonim :
A.ciliare Lour.(non Linn),A.cordifolium Roxb.
Familia :
Compositae (asteraceae).

Uraian :
Babadotan atau Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak.

Nama Lokal :
Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi

Nama Asing :
Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue.

Nama Simplisia :
Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).

Kandungani :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin

Pemanfa'atan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung,  keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat,  produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.

Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
  
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.

Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut

Minggu, 16 Oktober 2011

Lagu lagu Pecinta alam dan petualangan part 2

Assalamualaikum wr.wb.
Marcapada…..!
Sahabat,saudara penjelajah sahabat alam.
Sebagai pengobat rindu akan petualangan petualangan yang kita lakukan,sementara sambil ngumpulin dana buat naik gunung lagi mungkin lagu lagu dibawah ini dapat mengobati kerinduan kita:

Boomerang - Berita Cuaca

Rabu, 05 Oktober 2011

Kode Etik Pecinta Alam



Lagu

Disela waktu luang dikala malam sambil bercengkrama bersama saudara2
se lampah maka terciptalah 2 karya seni yang kami buat bersama:


"Himne Diksar (Gedong my paradise)"

C               G
Disilah kami di jadikan manusia
F                        C
yang bisa menyatu dengan Alam
G
Menguak makna hakiki membingkai jati diri
F                     C
Teguhkanlah hati nurani
Dm                        Am
Ketika malam datang mencekam
Dm                        Am
Sadarkan aku akan kekhilafan
Dm                        Am
Ketika malam datang mencekam
Dm                      Am
Jabat erat tangan keabadian
F         G         C
Ya Alloh lindungi kami
F         G         C
Ya Alloh kuatkan kami

"Lampah Kacakna mengalir dalam setiap inchi tubuh kami !"

Cipt: Pandawa5cs


"Mars Jelajah"

Hey... hey... hey...
Lampah kacakna
kami siap menjungjung perintahnya
tapeduli panas terik
tak peduli hujan rintik
tak peduli ada badai
kamilah petualang
hutan rimba
smk negeri dua Tasikmalaya

Cipt: Pandawa5cs

Posting ini kami buat spesial buat kakang ”Ilegal”
yang meski udah botak masih tetap ikut andil demi
Lampah Kacakna yang kita cintai,
semoga beliau sukses selalu,amin…!


Bagi Saudara saudara se lampah yang punya kreasi seni
haraf  posting ke forum diskusi lampah kacakna
bisa di klik disini

Kalo pengen Download lagu lagu yang bertemakan Alam
klik disini

NTA


Nomor Tanda Anggota LAMPAH KACAKNA
Angkatan I
Kania Brata ;
250397/11/I-KB/001 @ Alfurqon ''Jack'' Sumpena
250397/11/I-KB/002 @ Ade ''Pendul'' Nurman
250397/11/I-KB/003 @ Iman ''Oray''
Permana
250397/11/I-KB/004 @ Tata ''Lazza'' Permana
250397/11/I-KB/005 @ Arief ''Trouble'' Hidayat
250397/11/I-KB/006 @ Andri ''Agresif'' Kurnia
250397/11/I-KB/007 @ Sigit ''Monoton'' Prasetyo (alm..)
250397/11/I-KB/008 @ Dadang ''Ori Putat'' Piatna
250397/11/I-KB/009 @ Yayat ''Gadis'' Nurhayat
250397/11/I-KB/010 @ Sohibudin ''Lebeung''
250397/11/I-KB/011 @ Yadi ''Orok'' Aspriyadi

Angkatan II
Tirta Yuda :
250397/05/II-TY/012 @ Tedi ''Awit'' Pamungkas
250397/05/II-TY/013 @ @ Moch ''Stress'' Taufik
250397/05/II-TY/014 @ Teguh Susanto
250397/05/II-TY/015 @ Yadi Yudiana
250397/05/II-TY/016 @ Muldan ''Ilegal'' Febriana

Angkatan III
Kirana Sukma :
250397/09/III-TY/017 @ Deden ''Jentoel''
250397/09/III-TY/018 @ Ikhsan ''Abonk'' Fujiansyah
250397/09/III-TY/019 @ Dede ''Thelexs'' Iyoy
250397/09/III-TY/020 @ Dusep ''Awor'' Saepudin
250397/09/III-TY/021 @ Didik ''Mulk'' Sodikin
250397/09/III-TY/022 @ Iwan
250397/09/III-TY/023 @ Iis ''Oeyoeh'' Rohmayati
250397/09/III-TY/024 @ Popong ''Roche'' Aminah
250397/09/III-TY/025 @ Sonson ''Reptil''

Angkatan IV
Maha Cita Buana :
250397/12/IV-MCB/026 @ Asep Ridwan ''Rantank'' Nulloh
250397/12/IV-MCB/027 @ Cucu ''Aconk'' Herdiana
250397/12/IV-MCB/028 @ Dewi ''Cimot''
250397/12/IV-MCB/029 @ Ahmad ''Abox'' Holis
250397/12/IV-MCB/030 @ Angga ''Bungsu''
250397/12/IV-MCB/031 @ Eris ''Wekwek'' Setiawan
250397/12/IV-MCB/032 @ Agus ''ukut'' Suryana
250397/12/IV-MCB/033 @ Erwin ''Ulu''
250397/12/IV-MCB/034 @ Ii ''The Bentes'' Husni
250397/12/IV-MCB/035 @ Ridha ''Bolot'' Maulana
250397/12/IV-MCB/036 @ Sutrisna ''Uyenk''
250397/12/IV-MCB/037 @ Mahmud ''Boejaw'' Yunus

Angkatan V
Satya Jaga Wana :
250397/11/V-SJW/038 @ Ubud ''Jamboel'' Budiman
250397/11/V-SJW/039 @ Andi ''Ombell''
250397/11/V-SJW/040 @ Adi ''Jomlo''
250397/11/V-SJW/041 @ Arie Permana
250397/11/V-SJW/042 @ Dedi ''Bladoes'' Irawan
250397/11/V-SJW/043 @ Herman Pelani
250397/11/V-SJW/044 @ Harlan
250397/11/V-SJW/045 @ Johari Alam Syah
250397/11/V-SJW/046 @ Kamaludin ''Totol''
250397/11/V-SJW/047 @ Sumarna
250397/11/V-SJW/048 @ .....

Angkatan VI
Jiwa Ika Cakrawala :
250397/07/VI-JIC/049 @ Euis ''Wared'' Nurhasanah
250397/07/VI-JIC/050 @ Dudi ''Watado'' Sulaeman
250397/07/VI-JIC/051 @ Heni ''Boeloenk'' Rohaeni
250397/07/VI-JIC/052 @ Dede ''Kudar'' Nurwandi
250397/07/VI-JIC/053 @ Asep ''Molor''
250397/07/VI-JIC/054 @ Ade
250397/07/VI-JIC/055 @ Aswin

Angkatan VII
Surya Panca Darma :
250397/08/VII-SPD/056 @ Ahmad ''Mambo'' Mudjackir
250397/08/VII-SPD/057 @ Cucu ''Codag''
250397/08/VII-SPD/058 @ Topik ''Toele'' Wiliandi
250397/08/VII-SPD/059 @ Tata
250397/08/VII-SPD/060 @ Iwan
250397/08/VII-SPD/061 @ Yono
250397/08/VII-SPD/062 @ Firman
250397/08/VII-SPD/063 @ Iwan

Angkatan VIII
Purna Jagat Katwang :
250397/13/VIII-PJK/064 @ Panji ''Uchil'' Yopiana
250397/13/VIII-PJK/065 @ Rudi ''Jeuler''
250397/13/VIII-PJK/066 @ Dadan ''Akunk'' Hamdani
250397/13/VIII-PJK/067 @ Dheni ''Keket'' Faudzi
250397/13/VIII-PJK/068 @ Acep ''Ceupe'' Riswandi
250397/13/VIII-PJK/069 @ Andi ''chucho''
250397/13/VIII-PJK/070 @ Abunyamin ''Ingoes''
250397/13/VIII-PJK/071 @ Anton ''Pohang
250397/13/VIII-PJK/072 @ Aat ''Boedah''
250397/13/VIII-PJK/073 @ Dede ''Tuleb'' Cahyadi
250397/13/VIII-PJK/074 @ Darus ''Abstock''
250397/13/VIII-PJK/075 @ Iwan ''Lilip''
250397/13/VIII-PJK/076 @ Nunu ''Bobos''


Angkatan IX
Gumbolo Madya Karca Raharca :
250397/11/IX-GMKR/078 @ Atep ''Kusmin''
250397/11/IX-GMKR/079 @ Ilham ''Bapao''
250397/11/IX-GMKR/080 @ Indra ''Dipar''
250397/11/IX-GMKR/081 @ Sarif
250397/11/IX-GMKR/082 @ Sandi ''Eundil''
250397/11/IX-GMKR/083 @ Dadi ''Kobas''
250397/11/IX-GMKR/084 @ Dadi ''Mehong''
250397/11/IX-GMKR/085 @ ''Obot''
250397/11/IX-GMKR/086 @....
250397/11/IX-GMKR/087 @....
250397/11/IX-GMKR/088 @....

Angkatan X
Dwi Indra Loka :
250397/16/X-DIL/089 @ Jajang ''Ehho'' Nurjaman
250397/16/X-DIL/090 @ Fajar ''Meungi'' Sulanjana
250397/16/X-DIL/091 @ Andi ''Olga'' Agashi
250397/16/X-DIL/092 @ Cepi ''Miciru''
250397/16/X-DIL/093 @ Helen ''Rescanol''
250397/16/X-DIL/094 @ Nurhidayah ''Mat Solar''
250397/16/X-DIL/095 @ Dani ''Uril''
250397/16/X-DIL/096 @ Rian ''Hangseur''
250397/16/X-DIL/097 @ Yoga
250397/16/X-DIL/098 @ Heri ''Kelink''
250397/16/X-DIL/099 @ Burhanudin ''Goplek''
250397/16/X-DIL/100 @ ''Kudol''
250397/16/X-DIL/101 @....
250397/16/X-DIL/102 @....
250397/16/X-DIL/103 @....
250397/16/X-DIL/104 @....


Angkatan XI
Kacita Agung Pramudita :
250397/08/XI-KAP/105 @ Hudan ''Otot ber Otonk'' Hidayat
250397/08/XI-KAP/106 @ Opik ''Odeg''
250397/08/XI-KAP/107 @ Diki ''katrol''
250397/08/XI-KAP/108 @ Hendi ''Bodolo''
250397/08/XI-KAP/109 @ Oghie ''Chueh''
250397/08/XI-KAP/110 @ Yusep ''Polam''
250397/08/XI-KAP/111 @ Yoga ''Toshiba''
250397/08/XI-KAP/112 @ Ahmad ''Culai''

Angkatan XII
Kacaksuh Alas Harya Jaga Jiva :
250397/20/XII-KAHJJ/113 @ Ade ''Mguks''Taufik
250397/20/XII-KAHJJ/114 @ Yogi ''Leutaks''
250397/20/XII-KAHJJ/115 @ Azis ''Ogah''
250397/20/XII-KAHJJ/116 @ Wandi ''Himal''
250397/20/XII-KAHJJ/117 @ Ridwan ''Buras''
250397/20/XII-KAHJJ/118 @  Agus ''Godel'' Supriatna
250397/20/XII-KAHJJ/119 @ Toriq
250397/20/XII-KAHJJ/120 @ Nizar
250397/20/XII-KAHJJ/121 @ Beni
250397/20/XII-KAHJJ/123 @ Fahmi
250397/20/XII-KAHJJ/124 @ Nandang
250397/20/XII-KAHJJ/125 @ ''Tocay''
250397/20/XII-KAHJJ/126 @ Ceceng
250397/20/XII-KAHJJ/127 @ ''Boecenk''
250397/20/XII-KAHJJ/128 @....
250397/20/XII-KAHJJ/130 @....
250397/20/XII-KAHJJ/131 @....
250397/20/XII-KAHJJ/132 @....
250397/20/XII-KAHJJ/133 @....
250397/20/XII-KAHJJ/134 @....